Minggu, 30 Maret 2014

Ideologi Organisasi. to: PK IPNU IPPNU Unnes

Ideologi Organisasi
Sabtu, 22 Maret 2014
Setiap organisasi merupakan salah satu jalan seseorang untuk melampiaskan keinginannya, keinginan untuk berjuang, belajar, menambah pengetahuan dan masih banyak lagi ulasan alasan. Organisasi manapun tidak akan terlepas dari adanya prinsip dasar, anggota, tujuan, dan tentunya keinginan menguasai. Adalah sebuah kemunafikan bila tidak mengakuinya. Perbedaan pendapat dalam suatu organisasi adalah biasa, menjadi hal yang biasa pula bila memilih jalan untuk menyelaraaskan pendapat dan menyatukan suara atau memilih suara terbanyak, dengan begitu berarti mulai mengesampingkan prinsip satu sama lainnya. Jarang orang memilih jalan dengan tetap mempertahankan prinsip lalu berjalan bersama dengan tetap memegang prinsip masing-masing.
Tidak salah jikalau saya mengutip untaian tulis dari Pramoedya.
” kalau setinggi itu puji-pujian Tuan pada Jawa, mengapa dia bisa dikalahkan oleh Eropa?” aku ulangi pertanyaanku. “pertama-tama karena bangsa ini selalu mencari-mencari kesamaan,keselarasan, melupakan perbedaan untuk menghindari bentrok sosial. Dia tunduk dan taat pada ini, sampai kadang tak ada batasnya. Akhirnya dalam perkembangannya yang sering, ia terjatuh pada suatu kompromi kesuatu kompromi yang lain dan kehilangan prinsip. Ia lebih suka penyesuaian daripada cekcok masalah prinsip.”
Inilah kelemahan yang ada pada setiap organisasi, termasuk KITA? Jawabnya adalah “Iya”. Mulai-lah berfikir kritis, kita adalah organisasi yang hanya gemuk dengan kebanyakan anggota tapi tidak bisa apa-apa, sedang yang satunya dengan anggota yang kurus renta tapi memiliki keinginan yang tanpa batas, kenginan yang bukan disampaikan dengan hanya ucapan tapi dengan pembuktian yang bukan hanya dilakukan sekali duakali, pergerakan yang mampu memupuk loyalitas anggotanya. Mengerikan,bukan? Dan juga menyedihkan untuk kita.
Bak kita sama-sama berdiri pada rumput yang tak berbeda, yang satunya sama-sama mengetahui kultur kita tapi tetap mau terbuka dengan perkembangan intelektual yang ada, sedang yang satunya setiap harinya hanya dicekoki dengan kultur tanpa mau terbuka dengan intelektual yang semakin mengada, “tapi kita berdiri untuk mempertahankan kultur!” jawabnya adalah tidak salah, tetapi kurang tepat. Tujuan mempertahankan kultur bukan berarti membuat kita berada dalam jeratan kultur itu sendiri, kita tetap bisa mempertahankan kultur tapi juga dibarengi dengan ikut andil dalam pengetahuan yang semakin maju, kita akan ketinggalan dalam pergerakan dan pengetahuan Intelektual karena alasan mempertahankan kultur sedang kultur kita begitu lambat untuk mengikuti perkembangan jaman, maka yang akan terjadi adalah organisasi tanpa perkembangan, jalan ditempat.
 Oleh: Dzatu Himmah



Rabu, 05 Maret 2014

arti menulis dan sahabat

MENULIS
Oleh; Dzatu Himmah

Pernah ada seorang sahabat mengatakan
Menulis itu terkadang hanya menyampaikan
Bukan sebuah ambisi ataupun kompetisi
Menulis,
Saat kau mengatakan, aku tidak kuat
Saat itulah kau orang yang paling kuat
Saat kau mengatakan, aku takut
Saat itulah kau orang yang paling berani
Dan bila kau mengatakan, aku hancur
Saat itu juga sebenarnya bangkit
Dan bila kau mengatakan, aku sudah selesai
Detik itu juga baru kau mulai
Tapi,
Jika kau saat itu lari
Kau adalah pengecut

Sahabat,
Bila dia berkata, kau bukan sahabatku
Saat itulah kau sahabatku
Jika berulang kata, kau bukan temanku
Sebenarnya kebohongan adalah kejujuran yang pasti, kita adalah teman
Namun,
Hari ini sahabatku telah mati
Biarpun hari ini kau ada dihadapanku
Ataupun saat ini kau melihat dan menatapku
Bagiku, kau tetap mati dalam anggap hatiku sendiri
Sampai saat aku menjadi penulis nanti
Sahabatku, hari ini telah mati