Ibu adalah ibuku
Oleh; Dzatu Himmah
Ibuku
adalah sunyi, ibuku adalah mentari, ibuku adalah siang, ibuku adalah malam,
ibuku adalah hari, ibuku adalah teman, ibuku adalah belajar, ibuku adalah
tamparan, ibuku adalah berfikir, ibuku
adalah hujan, ibuku adalah panas, ibuku adalah air, ibuku adalah rumput, ibuku adalah tanah, ibuku
adalah langit, ibuku adalah beliau, ibuku adalah dia, ibuku adalah mereka, ibu
adalah ibuku.
Kala
ibuku adalah sunyi saat itulah ibuku berada, kala ibuku mentari saat itulah
dunia akan cerah memancarkan cahaya yang tak menuntut biaya, saat ibuku siang
teriklah ia datang, terkadang ibuku adalah malam yang akan senandungkan lagu
suara jangkrik untuk menghantar tidur, dan ibuku adalah hari dimana semua hari
adalah ibuku bukan hanya disaat hari ibu, ibuku terkadang teman yang selalu
mengingatkan tentang pelajaran hidup yang pasti terdapat tamparan didalamnya
guna untuk kita berfikir, ibuku menjadi hujan dan juga panas. Air-pun ibuku
yang tak seorang pun mampu hidup tanpanya karena kehidupan adalah air,
rumput-pun tidak menyelanya karena ia juga hidup dengan air dan tanah. Tanah
yang dipasangkan dengan berbagai macam namun takkan terlepas dari langit. Semua
adalah ibuku.
Ibuku
sayang, tawamu adalah dedaunan yang merindangkan nan menyejukkan alam. Ibu
bukan hanya itu, tak sekedar ini, tidak sebatas beliau, ataupun cuma dia,
maupun mereka. Ibu adalah semuanya. Duduk disinggasana yang terbuat dari batu
bata kadang membuat lupa bahwa ibu adalah semuanya, ibu adalah rakyat, dan
rakyat kembali pada saya.
Oh,
ibu?
Masihkah
engkau masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah seperti
yang disampaikan dalam lirik lagu Iwan Fals? Ibu, ibu ingin sekali aku mendesah
padamu, tapi dimana dirimu. Negeri ini kejam ibu, kehidupan ini tak juga
mengharapkan-ku. Aku akan menjadi jalang dan kembali pada kebebasan. Semut pun
akan mati jika hinggap di tempat yang tidak menghendaki dia hinggap. Ibu, kau
mendengar jerit-ku? Anakmu hampir mati dipasung dalam hukum negeri ini, hukum
yang buta, hukum emosi dan hukum harta. Hartaku adalah ibu, haruskan aku
membayarkan ibu sebagai pembelaan dan pembelian terhadap hukum yang buta itu.
Cihh,
aku meludah didepanmu dengan benar-benar menaburi ludahku dengan kejijikan dan
kebencian. Hukum macam apa ini? Peraturan seperti apa ini? Hukum adalah
peraturan tapi hukum bukan digunakan untuk merampas kebebasan seseorang. Ibuku
adalah semuanya maka disituah ibuku-pun menjadi hukum yang buta. Yang hendak
pergi kemana-mana harus menggunakan tongkat bila ingin menyebrang harus
menunggu orang untuk menyebrangkannya, barangkali yang menyebrangkan itu orang
yang berniat buruk siapa tahu. Seperti itulah penggambaran sederhana terhadap
butanya hukum negeri ini termasuk hukum yang terdapat didalam hukum itu
sendiri.